Lidah memang tidak bertulang tapi lidah bisa sangat berbahaya,bahaya lidah bisa menyakiti hati seseorang meskipun tidak tajam tapi lidah bisa mengeluarkan kata-kata yang dapat menyakiti lebih sakit dari pada goresan pisau.Bahaya lidah akan membuat luka yang membutuhkan waktu lama untuk di sembuhkan,bahaya lidah hanya dapat di rasakan oleh hati,ketika seseorang sudah merasakan sakit hati karena hatinya terluka karena perbuatan seseorang.
Bahaya lidah-melontarkan kata-kata kotor atau kasar
ketika seseorang tersulut emosi,amarah pun meluap kata-kata tidak terkontrol lagi lalu menyemburkan kata-kata kotor atau kasar dengan tujaun untuk menyakiti orng yang kita benci karena dianggap telah melakukan kesalahan pada diri kita.Setelah melakukan perbuatan itu,kita tidak langsung beristighfar dan meminta maaf malah kita menjadi puas telah berhasil membuat orang lain sakit hati inilah salah satu kerugian bahaya lidah ini..
Berbicara merupakan nikmat di antara sekian banyak nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada kita, alatnya adalah lisan. Nikmat ini bisa dipakai untuk kebaikan atau keburukan.
Barang siapa yang mampu mengendalikannya dengan baik yaitu dengan menggunakannya untuk kebaikan atau jika tidak dengan diam, maka dia akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ يَضْمَنْ لِيْ مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
“Barang siapa yang mau berjanji kepadaku untuk menjaga sesuatu yang berada di antara kedua rambut (kumis dan janggut, yakni mulut), serta yang berada di antara kedua kakinya (yakni farjinya), maka saya menjamin surga untuknya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Sebaliknya, barang siapa yang menggunakannya untuk keburukan, maka
ketahuilah, bahwa lisannya itu dapat menyebabkannya binasa di dunia dan
akhirat.Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh kita agar menjaga lisan. Beliau bersabda:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ
“Dan barang siapa yang beriman kepada Allah serta hari akhir, maka berkata-katalah yang baik atau diam.” (HR. Bukhari-Muslim)
Seorang cendikiawan berkata: "Diam mengandungi tujuh ribu kebaikan dan
tersimpul dalam tujuh kalimat dalam tiap kalimat seribu yaitu:
- Diam itu ibadat tanpa susah payah
- Perhiasan tanpa berhias
- Kehebatan tanpa kerajaan
- Benteng tanpa pagar
- Kekayaan tanpa minta maaf kepada orang
- Istirahat bagi kedua Malaikat pencatat amal
- Menutupi segala aib
" diam itu keindahan bagi orang alim dan penutup bagi yang
bodoh."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar